ATI ATI GAK BISA TIDURRRR :v
Hari ini tante Lisa datang. Seperti biasa, tante lisa membawakan
hadiah untukku. Kali ini hadiahnya adalah sebuah cermin berdesain mewah.
Aku sangat menyukai cermin itu. Kebetulan di kamarku ada paku kecil
hingga aku bisa langsung memasang cermin itu. Setelah menemani tante
Lisa mengobrol, tante Lisa pulang.
Sore itu, aku berkaca di depan cermin tadi. Tampak sebuah titik di
pipiku. Kukira hanya semacam luka biasa. Aku tidak memedulikannya dan
langsung pergi. Malamnya ketika aku mau tidur, aku merasa pipi kananku
agak perih. Aku segera melihat ke arah kaca. Ternyata luka yang tadinya
hanya sebesar titik, sekarng sudah sebesar kelereng. Aku memberinya
salep, lalu tidur.
Esoknya aku bangun, aku menyisir rambutku dengan posisi menghadap ke
cermin. Aku terbelalak. Luka itu membesar, menjadi sebesar uang logam.
Aku sangat ketakutan. Segera kuambil jarum untuk memecahkannya. Tapi
begitu ujung jarum menyentuh luka itu, ada rasa sakit tidak tertahankan.
Aku segera melempar jarum itu. Aku segera turun, untuk mencari mamaku.
Tapi aku lupa kalau mama dan papaku lagi pergi ke Singapura.
Sorenya kupandang cermin itu. Tampak, kini luka itu sudah sebesar
telur. Aku hanya bisa pasrah, dan meratap. Tiba-tiba terdengar suara
dari belakangku, “buanglah cermin itu!!” Kata suara itu. Aku segera
menengok ke belakang. Tak ada siapapun ternyata di belakangku. Aku tak
memedulikan suara itu dan asik membaca komik. “Buanglah cermin itu!!”
Kata suara itu lebih keras. Aku diam saja, dan memutuskan untuk tidur.
Aku terbangun di pagi itu, dengan pipi kanan yang amat teramat perih.
Aku melihat kini luka itu sudah sebesar buah jeruk. Aku takut sekali.
Aku ingin memecahkannya tetapi aku tidak punya cukup banyak keberanian.
Akhirnya setelah diam sejenak, lalu cepat-cepat menusukan jarum ke luka
itu. Tiba-tiba muncul beribu ribu kelabang dan kajengking yang menyerang
mukaku. Lalu aku pingsan.
Hari ini banyak orang berdatangan ke rumahku. Ibu dan ayahku juga
langsung pulang dari singapura. Tampak bendera tanda berduka, dipasang
di depan rumahku. Semua tampak menangisi kepergian seseorang. Aku tahu
orang itu, dan bahkan kenal dekat. Karena orang itu adalah aku…
Tamat
No comments:
Post a Comment